Dia menjelaskan, tiap 1 hektare lahan karet mampu menghasilkan Rp 22 juta, sedangkan untuk 1 hektare sagu menghasilkan Rp 45 juta. Luas kedua perkebunan lahan terbakar itu diperkirakan mencapai 1.800 hektare.
Kepulauan Meranti adalah salah satu daerah paling parah yang mengalami kebakaran lahan. Hingga kini, menurut Murod, total luas lahan yang terbakar di Meranti mencapai 3.000 hektare, terdiri atas lahan milik masyarakat dan PT Nasional Sago Prima. Titik api tersebar di sejumlah kecamatan, sebagian besar kini sudah padam.
Kini tim masih memadamkan api yang tersisa di Kecamatan Tebing Tinggi Barat seluas 20 hektare. Sedangkan di Desa Kayu Ara tersisa api yang masih menyala
grosir sprei murah di 10 hektare lahan. Menurut Murod, upaya pemadaman api melalui udara dalam sepekan terakhir mampu melokalisasi titik api sehingga tidak menyebar.
Pejabat Humas PT NSP, Setyo Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa kebakaran lahan perkebunan perusahaan tersebut mencapai 1.200 hektare. Ia mengaku pihaknya sudah mengerahkan dua helikopter untuk melakukan pemadaman water bombing.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau, Ajun Komisaris Besar Guntru Aryo Tejo, mengatakan sudah menetapkan 11 tersangka dalam kasus kebakaran lahan itu. Namun polisi masih menangkap pelaku dari masyarakat. Soal keterlibatan perusahaan, menurut dia, masih diselidiki. Hingga kini sudah 13 saksi yang diperiksa terkait dengan kebakaran di Meranti, baik dari perusahaan maupun masyarakat. "Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan."
Peristiwa kebakaran lahan di Riau dalam dua pekan terakhir telah mendatangkan kabut asap di berbagai wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau menyebutkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan menghanguskan 5.000 hektare lebih lahan perkebunan milik masyarakat ataupun perusahaan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru menyebutkan, kemarin, Satelit Tera dan Aqua mendeteksi 126 titik api di sejumlah wilayah Riau. Jumlah ini cenderung meningkat dari hari sebelumnya, pada sore kemarin, yang mencapai 81 titik api. Titik api tersebut merupakan indikasi kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah Riau yang menimbulkan kabut asap. "Jarak pandang terbatas hingga 1.000 meter pada pagi tadi," kata analis BMKG Pekanbaru, Agus Widodo.
Pemerintah Riau memperpanjang masa status siaga bencana asap dan kebakaran lahan di daerah tersebut. "Status siaga diperpanjang karena asap masih ada dan kondisi kemarau masih panjang berpotensi masih terjadi kebakaran," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, kepada wartawan di Pekanbaru, kemarin.
Ia mengatakan pemerintah Riau menetapkan status siaga itu sejak akhir Januari lalu dan terus dievaluasi setiap dua pekan. RIYAN NOFITRA | ANTARA
Title
:
Kebakaran Riau Hanguskan Rp 60 Miliar Lebih
Description
:
Dia menjelaskan, tiap 1 hektare lahan karet mampu menghasilkan Rp 22 juta, sedangkan untuk 1 hektare sagu menghasilkan Rp 45 juta. Luas kedu...